long banner

Sabtu, 05 Juli 2008

Dari acara arisan&silaturahmi bulanan (IKAPIN'98 solo)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah baru aja acara arisan qta untuk wilayah eks se-karesidenan surakarta
dihadiri oleh :
Pak Shofwan&istri&putra : Hamam, Pak Abdurrohman WK, Pak Ali Mahmud, Pak Arief Budianto, Pak Zainal Arifin, Pak M. Syukur W., termasuk saya dan Pak Iskandar (Pemalang) serta Pak Mukti & istri yang telah meyediakan konsumsi yang "amat sangat memuaskan" kami yang hadir (matur nuwun....Pak)
mereka-mereka yang ijin :
Pak Alim sekeluarga lagi nganter anaknya ikut test di pondok gontor ponorogo, Pak Fahruddin & istri ada acara "Kumbo Karnan" di rumah, Pak Qomaruddin ada acara naganter istri ke Makam haji, Bu Arva ada acara dan titip salam serta pesen utk mbuka blog qta tentang materi yang dia masukkan, Pak Nashruddin & istri "mungkin ada acara juga".
Tadi sempet rasan-rasan tentang acara reuni qta di Semarang
emang waktunya tinggal 5 bulan, tapi waktu 5 bulan utk membahas konsep acara serta lain-lainnya menurut kami cukup cepat.
karena berdasar pengalaman acara di solo, qta bahas dalam waktu 6 bulan ternyata masih ada kekurangan disana-sini
terlebih personel di Semarang cuma 2 org, yaitu Bu Lela & suami serta Bp. Mashadi & istri
apalagi dengan kesibukan masing-masing, belum lagi ngurusi buah hati mereka
utk konsep menurut saya gak ada masalah...cuma kalo melihat rumah Bu Lela (kurang lebih 70 m² dalam 2 lantai) utk diinapi anggap yang hadir kurang lebih 60 org (apa muat...?)
tapi kalo nginap di penginapan dengan akomodasi acara 150rb-200rb keliatane emang kemahalan...
Oh ya...tentang undangan Pak Alim dah deal utk membuatkan, tinggal berapa jml. yang perlu dia cetak (wah terima kasih bgt...Pak Alim)
tapi coba ntar qta diskusikan lagi dengan Bu Lela, cara terbaik utk menyelesaikan hal tersebut
syukur-syukur bisa mengakomodir semua masukan dari temen2 baik tentang konsep acara qta maupun tentang akomodasi penginapan selama acara termasuk konsumsi.
Akhir kata qta tetep membutuhkan bantuan temen2 utk kesuksesan acara reuni qta ini.

Maaf sekedar numpang ngabari, alhamdulillah saya dan istri (Nashirotun Nisa) bersyukur telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 15 Maret 2008 jam : 01.15 WIB dengan BB : 2.55 kg dan PB : 45 cm dengan kelahiran normal di RSI Siti Khodijah Pekalongan. Nama putra pertama kami ini :
"KHALID MAULA ACHMAD"

Mohon doa dari temen2 semoga putra kami menjadi anak yang sholeh, taat kepada ortu, dan mjd jundullah yang akan meneruskan perjuangan Islam, Amin...

Regars,
Take_In (Solo)
achmadmutaqin@yahoo.com

6 komentar:

BOWO-LALA mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BOWO-LALA mengatakan...

Assalamu'alikum semua...
Seneng eui akhirnya bnyak juga yg nyenggol badinjan...
I msh kalkulasi ulang mslh biaya, sekalian mo rapat ma panitia satunya. Moga-moga hasilnya memuaskan semua pihak.
Kalo penginapan, sebenarnya lumayan murah disini. sekitar 30 ribuan perkamar, jd gak gitu masalah mungkin. Cuman ntar qta coba rembug lg.
pengenya akhir Juli ni kita bisa kasih kabar!!!
Buat Sazozo, asli nama ente sape? I masih penasaran ni...
Buat Nie Hands, I bingung koment u yang mana yang belum tak bales...
Kirim aq email dong Ni...Miss u nih!!!!

Niehands Wiria Sasmita mengatakan...

Assalamualaikum

Pertama, Lalaaaaa!!!! Miss You To.
Kedua, Maafkan aku rada2 ngambek, maklum lah si Bungsu. :D
Ketiga, komen yang itu loh la "aku setuju kapan aza, mo format apa aja asal kita ngumpul."
Keempat, aku ngambek soalnya yang ditanyain orang kulon yang di jakarta melulu, lah aku kok ndak ditanya....hikss
Kelima, wah ga nyangka di smg ada penginapan yang bisa dapet 30rb-an perkamar. Kayaknya kalo buat tidur doang sm mandi cukupan, secara nanti kita kan banya acara di luar. Nambah buat penginapan kayaknya ga jadi masalah.
Keenam, di ani masih ada saldo sekitar 320-an sisa di bandung 2 th yl.
Ketujuh, La aku ol terus di yahoo. alamat e-mailmu apa, kalo gitu kan kita bisa ym-an. Alamat yahooku nanie_cnc@yahoo.com
Kedelapan, anakmu mirip bowo banget.Ini Lala nya sing ngebets....Hihihi Sory La, only joke!!!
Kesembilan, tolong ya yang komen jangan banyak pake bahasa jawa! Ga ngerti soale, kecuali pake terjemahan.
Kesepuluh, adi is sama amel sina ghiroh faqot....huahahahaha
Kesebelas, Bravo Panitia Semarang!!
Keduabelas, Arva! Reuni akbar tgl 5 Juli gimana ceritanya??
Ketigabelas, sajojo ibnu ngetmen itu yah la... hahahaha
ada deeeehh
Keempatbelas, aku mo maghrib dulu so
Wassalaamualaikum wr wb.

Syazojo mengatakan...

salamlekum.........PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)



Allah Swt telah mengajarkan kepada kita, melalui perantaraan Rasul-Nya, untuk mendidik anak secara bertahap sedini mungkin, bahkan sejak anak masih berada dalam kandungan. Lalu segera setelah anak lahir, Rasulullah saw. Mengajari kita untuk membacakan azan dan iqamat di kedua telinganya. Ini berarti, kalimat tauhidlah yang pertama kali didengar dan diperkenalkan kepada anak.
Proses pendidikan selanjutnya adalah mengajari anak akhlak dan hukum-hukum Islam, sebagaimana hadis penuturan Anas ra. (yang artinya): Seorang anak di-aqiqah-i pada hari ketujuh dari kelahirannya, diberi nama yang baik, dihilangkan penyakitnya dan dicukur rambutnya. Jika sudah menginjak usia 6 tahun ia diajarkan adab. Jika sudah menginjak usia 9 tahun maka pisahkan tempat tidurnya. Jika sudah menginjak usia 10 tahun maka ia dipukul jika tidak melaksanakan shalat dan shaum (HR Ibn-Hibban).
Agar pelaksanaan hukum-hukum ini dapat dilakukan dengan baik dan konsisten, proses penerimaan anak terhadap hukum tersebut mestilah dilandasi keimanan kepada Allah Swt, Rasul-Nya maupun al-Quran. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan kebiasaan anak menerima segala sesuatu melalui proeses ’berpikir’. Dengan itu, anak dapat memahami informasi yang diterimanya, akan mendorongnya melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang telah dipahaminya tersebut.
Pembiasaan berpikir pada diri anakn mencakup segala hal, misalnya berpikir tentang kenyataan-kenyataan kehidupan yang ditemuinya sehari-hari, baik yang berkaitan dengan dirinya, keluarganya ataupun lingkungannya. Inilah yang menjadikan anak memiliki sikap kritis dan selektif. Sebab, tatkala dia mencerna apa yang dilihat, didengar maupun yang dirasakannya dengan apa yang telah dipahaminya, maka saat itulah dia sedang melakukan proses standarisasi yang akan melahirkan sikap tertentu.
Sebagai contoh, seorang anak yang telah memahami bahwa setiap yang dimakan maupun diminumnya harus halal, ketika diberi sebuah makanan yang belum dikenal sebelumnya, dia akan berusaha untuk mencari tahu kehalalan makanan tersebut, sebelum dia memakannya. Ketika ia dihadapkan pada pergaulan yang cenderung longgar, dan dia memahami bahwa pergaulan dalam Islam antara laki-laki dan perempuan memiliki batasan, maka dia bersikap menjauh dari pergaulan yang tidak sesuai dengan Islam. Demikian seterusnya. Pembiasaan berpikir yang dilakukan sejak kecil akan terbawa hingga akan mencapai kedewasaan saat persoalan kehidupan yang dihadapinya semakin meluas.
Pembentukan standart berpikir (akidah Islam) juga harus dimulai sejak usia dini dan terus dimantapkan pada usia selanjutnya. Akidah Islam dapat ditanamkan melalui pengamatan terhadap alam semesta, manusia maupun kehidupan yang sesuai dengan kadar usia anak. Adapun pemberian informasi-informasi Islam dilakukan secara bertahap dari mulai yang paling praktis dan aplikatif hingga yang membutuhkan pemahaman dalil yang rinci.
Berikut ini kami memberikan beberapa contoh praktis dalam menumbuhkan kemampuan berpikir anak yang disesuaikan dengan perkembangan usia anak:
I. Usia Pra sekolah (0-6 tahun), Masa untuk menyerap informasi dan pembiasaan lewat keteladanan.
a. Penanaman akidah, dengan target: Menyadari keberadaan Allah Swt. Sebagai pencipta melalui pengamatan terhadap manusia, alam semesta dan kehidupan; memperkenalkan Rasulullah saw. Dan menumbuhkan kecintaan kepadanya; memperkenalkan agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw.
b. Pemberian informasi Islam yang mencakup: kewajiban shalat (nama, waktu dan jumlah rakaat shalat serta praktik gerakan shalat): kewajiban shaum (gambaran shaum, bulan Ramadhan, dan waktu yang dilarang berpuasa); hapalan surah-surah pendek dalam al-Qur’an, hadis-hadis pendek, doa sehari-hari, kalimat-kalimat thayyibah, dll..
Penanaman akidah dan informasi Islam yang telah diberikan kepada anak akan menjadi dasar bagi proses berpikir anak ketika ia melihat kenyataan kehidupan di sekitarnya. Contoh: ketika anak melihat seseorang yang tidak shaum pada bulan Ramadhan, dia akan mempertanyakan keadaan orang tersebut, apakah beragama Islam? Ketika dia melihat temannya bertengkar, dia akan menyikapinya dengan mengatakan, ” Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.”
II. Usia Pra Balig (7 - Menjelang Balig); Masa mempersiapkan anak untuk menerima tugas-tugasnya sebagai hamba Allah Swt, serta membekali anak dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan.
a. Penanaman akidah secara ’aqliyyah dengan target: menyadari keberadaan Allah Swt, sebagai pencipta sekaligus pengatur alam semesta melalui pengamatan terhadap manusia, alam semesta dan kehidupan; memahamkan kebenaran al-Qur’an dan kerasulan Muhammad saw; memahamkan kebenaran al-Quran dan kerasulan Muhammad saw; memahamkan posisi al-Qur’an dan hadis Rasul sebagai sumber hukum di dalam Islam; memahamkan Islam sebagai din yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
b. Pemberian informasi Islam yang mencangkup: melanjutkan hapalan al-Qur’an dan hadis Rasul, khususnya yang berkaitan dengan dalil-dalil; halal dan haram di dalam Islam; tsaqafah (ilmu-ilmu) Islam (yang terdiri dari: bahasa Arab, sirah Rasul, fikih, tafsir, dll); praktik-praktik ibadah, khususnya shalat, harus mulai didisiplinkan ketika berusia 10 tahun.
c. Pemberian informasi tentang keterampilan dalam kehidupan yang terdiri dari: ilmu-ilmu sains beserta penerapan praktisnya dalam bidang: matematika (berhitung), biologi (tentang manusia, tumbuhan dan hewan) fisika (pesawat sederhana, konsep titik berat, bejana berhubungan, dll), kimia (larutan, kalor, persenyawaan antar unsur, dll); pengetahuan umum beserta penerapan praktisnya (dasar-dasar perdagangan/jual-beli, jurnalistik, georgrafi, kesenian, dll); pengembangan kemampuan dasar dalam hal membaca secara terprogram, berpidato, berdiskusi, keorganisasian, komputer, dll; pengembangan diri dalam hal mencari berita, membuat kliping, membuat tulisan,dll.
Kemampuan nalar atau daya berpikir anak akan berkembang tatkala informasi yang telah didapatkannya berkaitan dengan kenyataan praktis dalam kehidupan. Misal: ketika dia memahami bahwa al-Quran dan hadis Rasul adalah satu-satunya sumber hukum yang terpercaya, dia akan mempertanyakan praktik-praktik hukum yang tidak sesuai di masyarakat, seperti: Mengapa demikian? Apakah tidak berdosa? Bagaimana caranya agar hukum ini sesuai dengan al-Quran dan al-Hadis?
Demikian pula informasi-informasi tentang keterampilan hidup, selayaknya juga tidak hanya diterima secara teoritis. Kepekaan anak harus terus dilatih untuk selalu mengkaitkannya dengan kenyataan. Misal; ketika anak bermain sepeda, ayunan; atau ketika anak naik kendaraan, membuat minuman, jajan di warung, menyiram tanaman, memelihara binatang, dan lain-lain. Saat itu orangtua bisa langsung menjelaskan prinsip-prinsip keilmuan apa saja yang tercakup di dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan itu, kreativitas anak akan terangsang. Ia akan bereksplorasi lewat kegiatan yang dilakukan ataupun alat-alat yang sering digunakannya sehari-hari.
Setelah usia pra-balig, anak akan memasuki usia balig (dewasa). Dalam pandangan Islam, kedewasaan haruslah dipandang sari dua sisi: secara fisik meupu mental. Setelah dewasa anak harus bertanggung jawab sendiri terhadap seluruh perbuatannya, baik maupun buruk. Inilah tugas terberat bagi orangtua, yaitu bagaimana mengantarkan anak ingát saat anak telah balig secara fisik, mentalnya pun Siap menerima segala bentuk pembebanan hukum (taklif hukum) serta telah memiliki keterampilan hidup yang memadai guna melengkapi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai manusia yang telah dewasa.
Semoga kita dapat menjadi orangtua, khususnya ibu, yang mampu mempersiapkan putra-putri kita dalam menghadapi era yang semakin menantang. Dalam Q.S an-Nisa:49 disebutkan yang artinya: “ Hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah” (Q.S. an-Nisa:49).








...........

Hafshoh mengatakan...

Assalamu'alaikum...
Selamat ya Taqien & Nisa!
Moga kalian berdua selalu belajar sabar untuk membimbing KHALID jadi anak yang sholeh. aamiin
wassalamu'alaikum...

Andry Pramudya mengatakan...

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Assalamu;alikum Wr.Wb)

Ada apa nee ribut2x kaya gak ada kerjaan aja, ribut masalah reuni yang

belum jelas. kalo belom jelas mah gak usah reuni sekalian, pake segala

mau nginep di Bandungan lah. Bandungan itu kan tempat yang identik

dengan ehem2, sementara kita orang yang beriman dan beramal soleh.

citra baik kita bisa rusak baik dimata masyarakat bandungan apalagi di

Mata Allah SWT. lebih baik kita mengadakan Sholawat Badhar bersama

Kiayi Langitan (biar murahan bayarnya) di Tanjung Emas atau di Stadion Jatidiri Semarang tempat PSIS berlaga kandang dalam Liga Djarum (Hidup

BEKATAL, Hidup PSIS & PersiUng/ Persatuan Sepakbola Ungaran). Agar Kota semarang terhindar dari banjir bandang. AMIIN. Setujuuu ndaaa.....?????
<<<<---->>>>
Dah Lel... jangan pikirin kata suamiku!! soalnya dia pusing abis nganterin 800 lembar surat di kota kranggan. SEMOGA REUNI TETAP JALAN. GAK LARI. AMIN