long banner

Minggu, 15 Februari 2009

NGOMONG LAGI SOAL GOLPUT

Kaum muslimin Indonesia terbagi menjadi dua kubu

1. kubu anti demokrasi

kubu ini mengatakan bahwa system demokrasi bukan dari system islam. Pemimpin di dalam islam adalah seperti khalifah. Keberadaan pemimpin tersebut tidak akan tergantikan kecuali sang pemimpin melanggar syariat islam. Sehingga mereka menekan aspek iman, hijrah dan jihad. Maka mereka berpendapat terhadap orang yang bermain demokrasi adalah “man tasyabbaha bi qoumin fa huwa minhum”

Kelompok ini dipelopori oleh MMI, JAT, Hizbut Tahrir. Dan dipastikan mereka tidak akan mengikuti demokrasi.

Ada beberapa hal yang kontradiktif dengan fakta yang ada. Lazimnya orang yang tidak mengakui suatu system dalam Negara dia bisa berhijrah, tetapi tidak melakukannnya. Bahkan mereka cenderung melakukan I’dadul quwwah (hal yang sangat mustahil dilakukan di bawah naungan system yang berbeda). Nabi saja melakukan I’dad setelah berhijrah ke madinah.

2. kubu pro demokrasi

Banyak pada golongan ini yang melakukan golput, dengan alasan :

  1. calon legislative yang ada tidak memenuhi criteria sebagai pemimpin islam
  2. “orang yang tidak berpendidikan hendaknya golput saja”ujar PKS. Alasannya suara yang diberikan adalah money politic
  3. ..

tetapi MUI sudah mengisyaratkan haramnya golput. Dan faktanya.

  1. umat islam terpecah menjadi beberapa partai
  2. suara yang ada di legislative adalah one man one vote. Dan sangat berpengaruh pada kejayaan islam di pangung politik.
  3. Faktanya bahwa golput yang ada menguntungkan bagi pihak non muslim

Kami berharap MUI memfatwakan satu partai islam saja. Dan kita bisa menegakkan syariat islam di dalamnya.

(sebagian sharing bersama rekan alumni maam 98 solo, 14 Feb 2008, di karanganyar) (ust.syukur, fahrudin, nashirudin, komarudin, muttaqin, shofwan, mukti, arif budiyanto dan para ibu-ibu)